Selasa, 24 Oktober 2017

Di dalam agama Islam seorang ulama’ digolongkan menjadi dua masa/periode, yaitu periode ulama’ salaf dan ulama’ kholaf. Dari pembagian periode tersebut ulama’ yang bagaimanakah yang masuk dalam kriteria golongan atau periode masa ulama’ salaf dan ulama’ yang bagaimanakah yang masuk dalam kriteria periode ulama’ kholaf (ulama’ zaman akhir)?

Dalam kitab Tuhfah al-Murid dijelaskan, bahwasanya ulama’ yang termasuk masa ulama’ salaf ialah:
1.   Para Nabi
2.   Para Sahabat
3.   Golongan Tabi’in
4.   Golongan Tabi’it Tabi’in (terutama imam dari madzhab empat yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali)

Sebagaimana keterangan berikut ini:

اَلْمُرَادُ بِمَنْ سَلَفَ مَنْ تَقَدَّمَ مِنَ الْاَنْبِيَاء وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ خُصُوْصًا الْاَئِمَّةِ الْأَرْبَعَةِ الْمُجْتَهِدِيْنَ الَّذِيْنَ اِنْعَقَدَ الْإِجْمَاعُ عَلَى امْتِنَاعِ الْخُرُوْجِ عَنْ مَذَاهِبِهِمْ فِى الإِفْتَاءِ وَاْلحُكْمِ.اهـ (تحفة المريد، ص 125)

Yang dimaksud dengan ulama’ salaf ialah orang-orang yang terdahulu, diantaranya: para nabi, para sahabat dan tabi’in dan tabi’it tabi’in, khususnya imam empat, yang ahli berijtihad, yaitu orang-orang yang membuat kesepakatan larangan untuk keluar dari madzhabnya dalam memberikan fatwa dan hukum. (Tuhfah al-Murid, hal. 125)

Dari pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwasanya siapa saja ulama’ yang hidup setelah masa tabi’ at-tabi’in (masa imam madzhab empat), semuanya dikategorikan sebagai ulama’ kholaf (ulama’ zaman akhir), berarti kalau berdasarkan perhitungan tahun masa akhir hidup dari imam madzhab empat yang terakhir (Imam Ahmad bin Hanbal lahir di Bagdad Rabi’ulakhir tahun 164 H/780 M, dan wafat Rabi’ulawal tahun 241 H/855 M), maka masa ulama’ salaf kira-kira berakhir sekitar tahun 241 H atau 855 M, dan selebihnya termasuk ulama’ kholaf.

Sebagaimana dalam hadist :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ.

“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yg sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yg sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in).” [Muttafaq ‘alaih. HR. Al-Bukhari (no. 2652) dan Muslim (no. 2533 (212)), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu].

Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini yg pemahaman ilmunya sangat dalam, yg mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menegakkan agama-Nya…” [Al-Mufassiruun bainat Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat (I/11)].

kita bermahdzab..artinya mengikuti ulama salaf.
yaitu:
1) Imam Hanafi lahir: 80 hijrah
2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah
3) Imam Syafie lahir: 150 hijrah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
5) Imam Asy’ari lahir: 240 hijrah

Ulama Rujukan Wahabi adalah sbb:
1) Ibnu Taimiyyah lahir: 661 Hijrah (lahir 361 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
2) Nashiruddin Al-Albani lahir: 1333 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi,lahir 1033 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
3) Muhammad Abdul Wahhab (pendiri gerakan Wahabi): 1115 Hijrah (lahir 815 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
4) Abdullah Bin Baz lahir: 1330 Hijrah (wafat tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi, sama dengan Albani, lahir 1030 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
5) Sholeh Al-Utsaimin lahir: 1928 Masehi (wafat tahun 2001), beliau lahir entah berapa ribu tahun selepas zaman SALAF.
maka wahabi tidak bisa disebut pengikut salaf...
tapi ada juga wahabi yang sudah putus asa, mereka mengaku sebagai ahlu sunnah wal jamaah...padahal Al-Jama’ah berarti kelompok mayoritas, atau yang dalam bahasa Islam disebut sebagai As-Sawad Al-A’dzam. Pemaknaan seperti ini didasarkan kepada hadits Nabi Saw yang salah satunya diriwayatkan oleh Ibnu Majah, beliau bersabda; 

“Inna ummati la tajtami’u ‘ala dhalalatin fa idza ra’aitumul ikhtilafa fa ‘alaikum bis sawadil a’zham”, 

artinya “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada keburukan, maka apabila kalian melihat gelagat perpecahan (pertentangan pendapat), berpeganglah pada as-sawad al-a’zham (kelompok mayoritas)”

sedangkan wahabi ini bukan umat mayoritas di dunia.
maka istilah ahalu sunnah wal jamaah bagi wahabbi adalah SANGAT TIDAK TEPAT



sumber : DKM Daarulfikri dari Ahbaburrosul Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

BERSYUKURLAH KEPADA SUAMI karena ALLOH,,,,,,,,,,,,,,,,

 o0o_بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم_ oOo BAHAGIA itu,,, sangat SEDERHANA (31) oOo السلام عليكم ورحمة الله وبركاته oO...