Muhasabah Diri..
MENGHILANGKAN KEBENCIAN PADA ORANG
Sahabat Fillaahku....
Saat kita membenci orang lain, pada saat itulah kita sedang membenci diri kita sendiri. Namun ketika kita memaafkan orang lain (terlepas dari orang tersebut salah atau kita yang benar), pada saat itulah kita mendapatkan kedamaian di dalam hati.
Kebencian merupakan penyakit iri hati dari bagian hawa nafsu yang dituruti ketika bathin sedang menjalin persahabatan dengan Syaithan.
Kebencian membuat kita mengingat semua kesalahannya dan melupakan kesalahan kita kepadanya dan dapat membuat kita melupakan kebaikannya dengan mengungkit kebaikan kita terhadapnya.
Kebencian kadangkala dipersembahkan dengan rasa tidak suka, menggunjing hingga menjurus kepada fitnah. Kebencian dapat menjadikan kita merasa lebih baik, merasa paling benar hingga mampu merendahkan orang lain.
Hati-hati dengan kebencian ! Karena kebencian dapat menimbulkan hasud dalam diri, salah satu penyakit iri hati yang tidak suka melihat seseorang memperoleh kenikmatan. Hasud merupakan bentuk ingkar terhadap takdir dan menjadikan kita su’udzhon kepada Allah Ta'ala, karena berharap kenikmatan hilang dari orang lain.
Rasulullah ﷺ bersabda : “Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi dan jangan kalian membeli suatu barang yang (akan) dibeli orang. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling mendzhalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada disini (Beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama Muslim. Haram bagi seorang Muslim dari Muslim yang lainnya, darahnya, hartanya dan harga dirinya”. [HR. Muslim]
Imam an-Nawawi dalam kitab at-Tibyan fî Adab Hamalati al-Qur`an, memberikan tips untuk menghilangkan rasa dengki :
وَطَرِيْقُهُ فِي نَفْيِ الْحَسَدِ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ حِكْمَةَ اللهِ تَعَالَى اقْتَضَتْ جَعْلَ هَذِهِ الْفَضِيْلَةِ فِي هَذَا، فَيَنْبَغِي أَنْ لَا يَعْتَرضَ عَلَيْهَا وَلَا يَكْرَهَ حِكْمَةً أَرَادَهاَ اللهُ تَعَالَى وَلَمْ يَكْرَهْهَا. وَاللهُ أَعْلَمُ.
“Cara menghilangkan sifat iri yaitu dengan menyadari bahwa hikmah Allah lah yang menghendaki adanya karunia tersebut, maka patutnya ia tidak menyanggah dan membenci hikmah yang telah Allah kehendaki dan tidak Allah benci". Wallahu a’lam. [Imam an-Nawawi, at-Tibyan fî Adab Hamalati al-Qur`an, Dar el-Minhaj, halaman 70]
Imam an-Nawawi memberitahukan kepada kita bahwa semua anugerah berasal dari Allah Ta'ala, maka tidak patut bagi kita untuk membencinya. Bukankah membenci karunia yang diberikan Allah pada orang lain sama saja dengan tidak menerima keputusan Allah ?
Dan untuk menghilangkan kebencian pada orang, lupakanlah semua kesalahannya, ingatlah/kenanglah ketika dia berbuat baik pada kita, jangan karena kesalahan yg sedikit, jadi hilang semua kebaikannya pada kita.
Do'akanlah orang yg kita benci dengan do'a2 kebaikan untuknya. Dan juga mintalah pada Allah agar dihilangkan rasa benci itu dalam diri kita. Insyaa Allaah, hati yang benci akan hilang sedikit demi sedikit.
Ingatlah.. hasud dapat mengilangkan amal dan pahala kita karena :
- dapat merusak ketaatan,
- membuka pintu terjadinya maksiat,
- menghalangi diri dari mendapat syafaat di hari akhir kelak sehingga dapat menyebabkan masuk neraka,
- melakukan perkara atau aktivitas tidak memiliki faedah dan melelahkan serta merugikan diri sendiri,
- tidak perduli terhadap hukum syariat perintah dan larangan Allah Ta'ala.
Wallahu a’lam bi shawab
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar