Husnul Khotmah

Imam Syafei Rahimahullah berkata:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَخْتِمَ اللهُ لَهُ بِالخَيْرِ فَلْيُحْسِنِ الظَّنَّ بِالنَّاسِ

Artinya: “Barang siapa yang ingin agar Allah Swt. mewafatkannya dalam keadaan baik, maka berlakuklah husnudzan kepada manusia”

Hikmah:
1. Husnul Khatimah atau wafat dalam keadaan yang baik merupkan cita-cita tertinggi seorang mukmin.

2. Dalam banyak hadis, Rasulullah Saw. menerangkan ciri-ciri orang yang wafat dalam keadaan yang baik atau husnul khatimah, salah satunya adalah mereka yang di akhir tarikan nafasnya mengucapkan kalimat tauhid.

3. Imam Syafei rahimahullah memberikan amalan kepada siapa saja yang berharap diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah hendaklah ia menanamkan sikap husnudzan kepada sesama manusia.

4. Sikap husnudzan/ berprasangka baik sendiri hendaklah selalu menjadi nilai keseharian kita, bukan hanya kepada makhluk, namun juga kepada Allah Swt. Sang Pencipta manusia.

5. Sikap husnudzan dibangun atas landasan bahwa kita hanya mengetahui perkara-perkarayang nampak sahaja, namun hanyalah Allah Swt. yang mengetahui perkara-perkara gaib. Rasulullah Saw. bersabda: “Kami hanya menghukumi kalian dengan apa yang nampak dari kalian, dan hanya Allah lah yang mampu mengetahui apa yang tersembunyi dari kalian.”

6. Imam al-Ghazali memberikan contoh tentang sikap husnudzan ini: “Jika ada seseorang yang datang kepadamu dan engkau mencium aroma khamar dari mulutnya, janganlah engkau langsung menganggap bahwa orang ini telah berbuat dosa dengan meminum khamar, sebab bisa jadi dia dipaksa untuk meminumnya, atau dia hanya berkumur-kumur dengan khamar tersebut.”

7. Dalam realita saat ini, hendaklah kita selalu mendahulukan husnudzan (berprasangka baik) kepada sesama kita, agar tercipta sikap saling menyayangi antar kita dan bukan saling memusuhi.

Salam Satu Tujuan

sumber : grup wa Forkati (AMB )