Kumpulan Dalil Ayat Alquran Tentang Shalat
Shalat merupakan ibadah paling pokok bagi seorang muslim
yang akan menjadi barometer keselamatan seseorang di yaumul hisab (hari
perhitungan) kelak. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang muslim untuk
selalu memperbaiki kualitas ibadah shalatnya. Berikut ini beberapa ayat alquran
tentang shalat yang tersebar di banyak tempat di berbagai surat.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) melalui sabar dan
shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
– (Q.S Al-Baqarah: 45)
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ
بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Tegakkanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala
kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di
sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan. –
(Q.S Al-Baqarah: 110)
وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ
رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
Dan orang-orang yang bersabar karena mengharap keridhaan
Tuhannya, menegakkan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, baik secara sembunyi maupun terang-terangan, serta menolak
kejahatan dengan kebaikan; mereka itulah orang-orang yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik). – (Q.S Ar-Ra’d: 22)
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا يُقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ
يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ
Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah
beriman, “Hendaklah mereka menegakkan shalat, menginfakkan sebagian rezeki yang
Kami berikan kepada mereka, baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan, sebelum datangnya suatu hari ketika tidak ada lagi jual beli
dan persahabatan.” – (Q.S Ibrahim: 31)
وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ
Dan orang-orang yang berpegang teguh pada Kitab (Taurat)
serta menegakkan shalat, (akan diberi pahala). Sesungguhnya Kami tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang-orang shalih. – (Q.S Al-A’raf: 170)
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ
آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ
يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) menegakkan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali hanya kepada
Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang memperoleh petunjuk.
– (Q.S At-Taubah: 18)
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ
قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ
ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ
وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ
إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ
أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kaum kerabat, anak yatim, orang-orang miskin,
orang-orang yang berada dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk
memerdekakan hamba sahaya, dan yang melaksanakan shalat, menunaikan zakat,
orang-orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang yang bersabar
dalam kesempitan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. – (Q.S
Al-Baqarah: 177)
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ
الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
Jagalah semua shalat dan shalat wusta. Dan tegakkanlah
(shalat) semata-mata karena Allah dengan khusyuk. – (Q.S Al-Baqarah: 238)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا
عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ
جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا
مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati
shalat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar dengan apa yang kamu
ucapkan. Dan jangan pula (kamu menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan
junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub).
Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau
kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapatkan air, maka
bertayammumlah kamu dengan debu yang suci, usaplah wajah dan tanganmu dengan
(debu) itu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. – (Q.S An-Nisa:
43)
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ
عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ
الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah
berdosa bagimu meng-qasar shalat, jika kamu takut diserang oleh orang-orang
kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. –
(Q.S An-Nisa: 101)
وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ
الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا
سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا
فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ
مَيْلَةً وَاحِدَةً وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ
أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللَّهَ
أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Dan jika engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka
(sahabatmu) lalu engkau hendak mengerjakan shalat bersama-sama mereka, maka
hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu dan menyandang
senjata mereka. Kemudian apabila mereka (yang shalat bersamamu) bersujud (telah
menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka berpindah dari belakangmu
(untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum
shalat, lalu mereka shalat bersamamu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir menginginkan agar kamu lengah
terhadap senjata dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan
tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu jika kamu mendapat suatu
kesulitan karena hujan atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu. – (Q.S An-Nisa: 102)
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا
اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),
maka ingatlah kepada Allah dalam keadaan berdiri, pada waktu duduk dan ketika
berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka tegakkanlah shalat
itu (sebagaimana biasanya). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. – (Q.S An-Nisa: 103)
لَكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ
وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
Tetapi orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka
dan orang-orang yang beriman, mereka beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan
kepadamu (Muhammad), dan juga kepada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu,
begitu pula mereka yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat serta beriman
kepada Allah dan hari akhir. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar.
– (Q.S An-Nisa: 162)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ
إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا
بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ
أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ
مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah wajah dan tanganmu sampai ke siku, dan
usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu
junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
menemukan air, maka bertayammumlah dengan debu yang suci; usaplah wajah dan
tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyusahkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu bersyukur. –
(Q.S Al-Maidah: 6)
وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي
إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي
مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي
وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani
Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin dari kalangan mereka.
Dan Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku bersamamu. Sungguh, jika kamu menegakkan
shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada para Rasul-Ku dan kamu bantu
mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus
kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan kamu ke dalam surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai. Tetapi barangsiapa di antaramu kafir setelah
itu, maka sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” – (Q.S Al-Maidah:
12)
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ
وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى
لِلذَّاكِرِينَ
Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan
petang) dan pada waktu permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik
itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
selalu mengingat (Allah). – (Q.S Hud: 114)
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي
بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ
فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ
لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah)
yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka menegakkan
shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan
berilah mereka rezeki berupa buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. –
(Q.S Ibrahim: 37)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ
ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap
menegakkan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. – (Q.S Ibrahim: 40)
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ
السَّاجِدِينَ
Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau
termasuk di antara orang yang bersujud (shalat). – (Q.S Al-Hijr: 98)
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ
إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Kerjakanlah shalat sejak matahari tergelincir hingga
gelapnya malam dan (kerjakan pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat). – (Q.S Al-Isra’: 78)
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ
وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
Dan Dia menjadikanku seorang yang diberkahi di mana saja aku
berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku untuk (melaksanakan) shalat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup. – (Q.S Maryam: 31)
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا
الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang mengabaikan
shalat dan mengikuti keinginan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan tersesat.
– (Q.S Maryam)
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini Allah, tiada tuhan selain Aku. Maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat-Ku. – (Q.S Thaha: 14)
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ
عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan
bersabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah
yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi
orang yang bertakwa. – (Q.S Thaha: 132)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا
وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, Rukuklah, sujudlah, dan
sembahlah Tuhanmu serta berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung. – (Q.S
Al-Hajj: 77)
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. – (Q.S
Al-Mukminun: 2)
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah
kepada Rasul (Muhammad), agar kamu mendapat rahmat. – (Q.S An-Nur: 56)
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ
اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. Dan sungguh mengingat Allah (shalat) itu lebih
besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu
perbuat. – (Q.S Al-Ankabut: 45)
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ
بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ
مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Wahai anakku, kerjakanlah shalat dan perintahlah (manusia)
untuk berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk perkara yang penting. – (Q.S Luqman: 17)
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ
تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah
(Al-Qur’an) dan mengerjakan shalat serta menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
berikan kepadanya, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi. – (Q.S Fathir: 29)
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ
مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا
يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ
السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ
أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ
لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Muhammad adalah utusan Allah. Dan orang-orang yang
bersamanya bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, akan tetapi berkasih
sayang terhadap sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan bersujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya. Tampak pada wajah mereka tanda-tanda bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang
mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu tumbuh semakin kuat lalu menjadi
besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menggembirakan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan ampunan dan pahala yang
besar kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara
mereka. – (Q.S Al-Fath: 29)
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia mengerjakan shalat. –
(Q.S Al-A’la: 15)
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka hanya diperintah untuk beribadah kepada Allah
dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar
mereka menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama
yang lurus (benar). – (Q.S Al-Bayyinah: 5)
Shalat adalah penyejuk hati dan penghibur jiwa
Shalat merupakan penyejuk hati, penghibur dan penenang jiwa.
Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا النِّسَاءُ
وَالطِّيبُ، وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
“Dijadikan kesenanganku dari dunia berupa wanita dan minyak
wangi. Dan dijadikanlah penyejuk hatiku dalam ibadah shalat.” (HR. An-Nasa’i
no. 3391 dan Ahmad 3: 128, shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ
“Wahai Bilal, berdirilah. Nyamankanlah kami dengan
mendirikan shalat.” (HR. Abu Dawud no. 4985, shahih)
Shalat adalah dzikir, dan dengan berdzikir kepada Allah
Ta’ala, hati pun menjadi tenang. Shalat adalah interaksi antara seorang hamba
dengan Rabb-nya. Seorang hamba berdiri di hadapan Rabb-nya dengan ketundukan,
perendahan diri, bertasbih dengan memuji-Nya, membaca firman Rabb-nya,
mengagungkan Allah baik dengan perkataan dan perbuatan, memuji Allah Ta’ala
dengan pujian yang memang layak ditujukan untuk diri-Nya, dia meminta kepada
Allah Ta’ala berupa kebutuhan dunia dan akhirat.
Baca Juga: Keutamaan dan Kewajiban Shalat Berjamaah
Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar
Jika seorang hamba mendirikan shalat sesuai dengan ketentuan
dan petunjuk syariat, maka shalat tersebut akan mencegah dari perbuatan keji
dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar.” (QS. Al-‘Ankabuut [29]: 45)
Kemampuan shalat untuk mencegah seseorang dari perbuatan
keji dan mungkar itu sangat tergantung kepada kualitas ibadah shalat yang
dilakukan. Minimal, ketika sedang shalat itu sendiri seseorang berhenti dan
tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Karena ketika sedang shalat,
seseorang sedang melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Ada yang selesai
shalat kemudian mencuri sandal di masjid, misalnya, karena memang kualitas
shalatnya yang buruk sehingga tidak lama selesai shalat, dia kembali lagi
melakukan kemungkaran.
Kualitas shalat yang bagus antara lain ditandai dengan hati
yang kembali bertaubat kepada Allah Ta’ala, menghadirkan hatinya menghadap
Allah Ta’ala, dan kuatnya keimanan di dalam hati. Jika seorang hamba
terus-menerus dalam kondisi seperti itu, maka ketika dia memiliki keinginan
melakukan kemungkaran, dia pun ingat dengan kondisi dirinya ketika menghadap
Allah Ta’ala dalam shalatnya, sehingga pada akhirnya dia pun tercegah dari
perbuatan kemungkaran tersebut.
Baca Juga: Tidak Shalat Selama Bertahun-tahun, Apakah Harus
Mengganti?
Shalat sebagai penolong manusia terkait urusan agama dan
dunia
Allah Ta’ala berfirman,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu’.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)
Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ، صَلَّى
“Dulu jika ada perkara yang menyusahkan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau mendirikan shalat.” (HR. Abu Dawud no. 1420, hadits
hasan)
Pahala dan kebaikan yang besar telah disiapkan untuk hamba-Nya
yang mendirikan shalat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ عَلَى
الْعِبَادِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا
بِحَقِّهِنَّ، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ
لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ
شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ
“Lima shalat yang telah Allah Ta’ala wajibkan kepada para
hamba-Nya. Siapa saja yang mendirikannya dan tidak menyia-nyiakan sedikit pun
darinya karena meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian dengan Allah
Ta’ala untuk memasukkannya ke dalam surga. Sedangkan siapa saja yang tidak
mendirikannya, dia tidak memiliki perjanjian dengan Allah Ta’ala. Jika Allah menghendaki,
Dia akan Menyiksanya. Dan jika Allah Menghendaki, Allah akan memasukkan ke
dalam surga.” (HR. Abu Dawud no. 1420, An-Nasa’i no. 426 dan Ibnu Majah no.
1401, shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصَّلَاةُ نُورٌ
“Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim no. 223)
Yaitu cahaya dalam hati, wajah, cahaya di alam kubur dan
cahaya pada hari kiamat.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang shalat pada suatu
hari, kemudian berkata,
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا،
وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ
يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
“Siapa saja yang menjaga shalat maka dia akan mendapatkan
cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan siapa saja yang
tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan.
Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Fir’aun,
Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad 2: 169 dengan sanad yang hasan)
Baca Juga: Inilah Tata Cara Shalat Orang Yang Sakit
Qarun adalah simbol orang yang lalai karena sibuk dengan
harta. Fir’aun lalai karena sibuk dengan kekuasaan dan kerajaan. Haman (perdana
menteri Fir’aun) lalai karena sibuk menjilat penguasa demi meraih jabatan yang
tinggi. Sedangkan Ubay bin Khalaf sibuk dengan urusan perdagangan atau bisnisnya.
Inilah gambaran orang-orang yang disibukkan dengan perkara dunia sehingga lalai
dari shalat.
Shalat adalah penggugur atas dosa-dosa kecil dan
membersihkan kesalahan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ
أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ
شَيْءٌ؟
“Bagaimana pendapatmu jika di depan pintu rumahmu ada
sungai, lalu Engkau mandi sehari lima kali? Apakah tersisa kotoran di
badannya?”
Para sahabat menjawab,
لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ
“Tidak akan tersisa kotoran sedikit pun di badannya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ،
يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا
“Itu adalah permisalan untuk shalat lima waktu. Dengan
shalat lima waktu, Allah Ta’ala menghapus dosa-dosa (kecil).” (HR. Bukhari no.
528 dan Muslim no. 667)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلَاةُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى
الْجُمْعَةِ، كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ، مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum’at
berikutnya, adalah penggugur dosa di antara keduanya, selama dosa-dosa besar
ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 233)
Baca Juga: Penjelasan Hadits Larangan Shalat Setelah Shubuh
dan Setelah Ashar
Shalat adalah penghubung paling kuat antara hamba dengan
Rabb-nya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي
نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Allah Ta’ala berfirman, “Aku membagi shalat (yaitu surat
Al-Fatihah, pent.) untuk-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan untuk hamba-Ku
sesuai dengan apa yang dia minta.”
فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي
Ketika hamba berkata (yang artinya), “Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memujiku.”
وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}
، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي
Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku menyanjungku.”
(sanjungan yaitu pujian yang berulang-ulang, pent.)
وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}
، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي
Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang menguasai hari
pembalasan”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuliakanku.” Dan terkadang
Allah berfirman, “Hamba-Ku memasrahkankan urusannya kepada-Ku.”
فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ
نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
Ketika hamba berkata (yang artinya), “Hanya kepada Engkau
kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan”; Allah Ta’ala
berfirman, “Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku. Dan untuk hamba-Ku apa yang dia
minta.”
فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ}
قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
Dan ketika hamba berkata (yang artinya), “(yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”; Allah Ta’ala
berfirman, “Ini adalah untuk hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia
minta.” (HR. Muslim no. 395)
Baca Juga: Memperhatikan Waktu Bermain Anak dan Waktu Shalat
Faidah tambahan dari hadits di atas adalah bahwa nama lain surat
Al-Fatihah adalah “shalat”, karena surat Al-Fatihah senantiasa dibaca ketika
shalat. Hadits ini juga menjadi dalil bagi sebagian ulama bahwa surat
Al-Fatihah itu dimulai dari ayat,
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
sedangkan basmalah bukan termasuk dari bagian surat
Al-Fatihah. Masalah ini dapat dibaca lebih detail di tulisan-tulisan lainnya
yang khusus membahas permasalahan ini. [1, 2]
0 komentar:
Posting Komentar