Selasa, 11 Desember 2018

Software memandang

“Jiwa aktif” bertempat di dalam hati.  Ia bertugas untuk mengetahui jalan ruhani. Ia terhubung dengan empat Asma’ul Husna yang pertama. Seperti duabelas nama Allah lainyya, keempat nama ini pun tanpa suara maupun huruf sehingga tak dapat dihafalkan. Allah Swt. berfirman:

Dan katakanlah : “Serulah Allah atau serulah al-Rahman. Dengan nama mana pun kau seru, Dia memiliki nama-nama yang indah (al-Asma’ul Husna). (al-Isra (17) : 110).

Allah memiliki nama-nama yang indah (al-Asma’ul Husna) maka serulah Dia dengannya. (al-A’raf (7) : 180).

Banyak firman Allah yang merupakan pedoman utama bagi manusia untuk mengetahui nama-nama Allah. Ini merupakan pengetahuan tentang wujud batin seseorang. Jika ia dapat meraihnya, niscaya ia dapat meraih maqam ma’rifat, yakni ketika ia mengetahui Nama Yang esa secara sempurna.

Nabi Muhammad saw., bersabda : “Allah Swt., memiliki sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa mengenalnya, ia akan masuk surga.”

Dalam hadis yang lain ia bersabda : “Ilmu itu satu. Kemudian orang-orang yang berilmu membuatnya menjadi seribu.”

Ungkapan ini menunjukkan bahwa hanya ada satu nama bagi zat yang tunggal, yang kemudian terpantulkan menjadi seribu sifat dalam diri orang-orang yang menerimanya.

Pada dasarnya, dua belas nama Allah bersumber dari kalimat Syahadat : La ilaha ilallah – tidak ada tuhan selain Allah. Keduabelas nama itu diwakili oleh setiap huruf dari penggalan kalimat tauhid ini.

Allah Swt. telah menetapkan satu nama pada setiap huruf dalam kalimat itu. Dan keempat alam yang dilewati jiwa juga memiliki namanya masing-masing. Allah Swt. mengukuhkan hati para pecinta dalam cinta-Nya. Dia berfirman :
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di kehidupan dunia dan akhirat .... (Ibarhim (14) : 27).

Kemudian Dia menganugerahkan mereka kedekatan kepada-Nya. Dia menanamkan pohon tauhid dalam hati mereka. Akarnya menancap di lapis ketujuh bumi yang kita pijak dan cabangnya menjulang ke tujuh lapis langit hingga mencapai Arasy dan mungkin lebih tinggi lagi.

Allah Swt. berfirman :
Tidakkah kau perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. (Ibrahim (14) : 24).

“Jiwa aktif” berada di dalam hati yang hidup. Pusat perhatiannya adalah alam malakut. Ia dapat melihat surga alam ini. Para penghuninya, cahaya, dan semua malaikat yang ada di sana. Percakapannya adalah percakapan batin, tanpa kata dan tanpa suara. Pikirannya selalu terarah kepada hakikat makna rahasia. Tempat kembalinya di akhirat adalah Jannah Na’im, surga yang berisi segala nikmat dari Allah.

Tempat “Jiwa Sulthan”, atau tempat ia menjalankan pemerintahannya, adalah pusat atau inti hati. Tugasnya adalah mencapai ma’rifat, dan ia harus menangani pengetahuan tentang semua bentuk ma’rifat, yang merupakan sarana pengabdian kepada Allah.

Rasulullah mengatakan bahwa : “Ilmu terbagi ke dalam dua bagian; bagian yang berada pada lidah manusia, yang meneguhkan keberadaan Allah, dan bagian yang ada dalam hati manusia. Ilmu itulah yang mutlak dibutuhkan untuk meraih tujuan manusia.”  Buah ilmu yang sejati hanya bisa dicapai oleh aktivitas hati.

Rasulullah saw. bersabda : “Al-Qur’an memiliki makna lahir dan makna abatin.” Allah mewahyukan Al-Qur’an dalam sepuluh lapis makna. Lebih tinggi tingkatan maknanya, lebih besar manfaatnya, karena lebih dekat kepada hakikat. Kedua belas nama Allah adalah laksana duabelas mata air yang memancar dari batu yang dipukul oleh Nabi Musa as. Dengan tongkatnya :

Dan (ingatlah)  ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah darinya dua belas mata air. Sungguh setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) ..... (al-Baqarah (2) : 60).

Ilmu lahir laksana air hujan, yang datang dan pergi, sedangkan ilmu batin laksana mata air yang tak pernah kering.

Allah berfirman :
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian maka darinya mereka makan. (Yasin (36) : 33).

Allah telah menciptakan sebutir benih di langit, yang kemudian menjadi kekuatan hewani dalam diri manusia. Dia pun telah menciptakan benih di alam jiwa (‘alam al-anfus), yang merupakan sumber tenaga, makanan bagi jiwa. Benih itu disirami oleh mata air ilmu.

Rasulullah saw. bersabda : “Jika seseorang jujur dan suci selama empat puluh hari, niscaya sumber ilmu akan memancar dari hatinya menuju lidahnya.”

Jiwa sultan akan merasakan takjub dan cinta setelah menyaksikan manifestasi keindahan, karunia, dan kesempurnaan Allah :

Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat; yang memiliki akal yang cerdas. Dan (Jibril) menampakkan diri dalam rupa yang asli, sedang ia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian ia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Jadilah ia dekat (kepada Muhammad sejarak) dua busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu ia sampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. (al-Najm (52) : 5 – 11).

Dengan ungkapan yang indah Rasulullah saw. menjelaskan keadaan ini, Mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.” Mukmin pertama dalam hadis ini adalah hati orang beriman yang sempurna, dan mukmin kedua, yang tercermin pada hati orang yang beriman, adalah Allah Swt., karena Dia menamai Diri-Nya sendiri sebagai “MUKMIN” : (al-Hasyr (59) : 23).

Hanya para pencitalah yang akan mengenal Sang Kekasih dengan sangat dekat. Mereka menjadi sahabat dekat Allah. Hakikat mereka adalah keindahan meskipun tampak seperti orang kebanyakan.

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman : “Sahabat-sahabat dekat-Ku tersembunyi di bawah jubah-Ku. Tak ada yang mengenal mereka kecuali Aku.” Jubah itu adalah tampilan mereka yang sederhana dan bersahaja. Mereka tersembunyi bagaikan pengantin wanita yang ditabiri tirai pelaminan; dapatkah kau melihat kecantikannya?

Yahya ibn Muaz al-Razi, semoga Allah menyucikan ruhnya, berkata : “Para kekasih Allah adalah minyak wangi bagi dunia ini. Namun hanya mukmin yang ikhlas yang dapat mencium wangi mereka.” Kaum mukmin sejati itu mencium mereka, dan mengikuti keharuman itu. Minyak wangi itu membangkitkan kerinduan kepada Tuhan dalam hati mereka. Seluruh perilaku mereka semakin meneguhkan langkah, upaya, dan kesungguhan mereka. Tingkatan kerinduan, kesungguhan, dan kecepatan langkah mereka meningkat pesat sesuai dengan semakin cemerlangnya cahaya mereka dan sejauh keberpalingan mereka dari dunia.

Semakin jauh seseorang dari pakaian dunia, semakin dekat ia kepada Sang Kekasih. Alih-alih merasa dingin dan kesepian, ia rasakah kehangatan Sang Pencipta. Semakin dekat pula ia dengan hakikat batin yang dicarinya. Kedekatan kpada hakikat bergantung kepada kekuatan tekadnya untuk meninggalkan dunia. Semakin jauh dari dunia dan kemajemukan, semakin dekat ia kepada hakikat yang tunggal.

Kekasih Allah adalah orang yang berjalan menuju ketiadaan hingga ia menyaksikan eksistensi hakikat. Ia telah menyerahkan seluruh dirinya sehingga ia tak lagi memiliki pilihan. Tak ada lagi “Aku”, yang tersisa hanyalah eksistensi, Sang Hakiki. Berbagai keajaiban yang ia tampilkan membuktikan ketinggain derajatnya. Namun, semua mukjizat itu tak ada kaitannya dengan maqam ruhaninya. Pada maqam seperti ini, tak ada pengungkapan rahasia, karena penyingkapan rahasia ketuhanan dianggap sebagai kemaksiatan.

Dalam kitab yang berjudul “Mirshad” dikatakan, “Karamah, atau kemampuan menampilkan sesuatu yang luar biasa merupakan hijab yang membuat seseorang lengah akan keadaan dirinya sendiri.

Karena itu, saat-saat kemunculan karamah dianggap seperti masa-masa haid pada kaum wanita. Para wali, yang merupakan kekasih Allah, harus melewati sekurang-kurangnya seribu anak tangga. Di antara anak tangga yang pertama adalah karamah. Jika dapat melewatinya, ia dapat mendaki anak tangga berikutnya. Jika tidak, langkahnya terhenti di sana.

Allahu a'lam ..

0 komentar:

Posting Komentar

BERSYUKURLAH KEPADA SUAMI karena ALLOH,,,,,,,,,,,,,,,,

 o0o_بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم_ oOo BAHAGIA itu,,, sangat SEDERHANA (31) oOo السلام عليكم ورحمة الله وبركاته oO...