Minggu, 02 September 2018

Allah SWT sengaja tidak menjadikan komunitas manusia dalam kondisi yang seragam, tapi malah beragam karena Allah SWT ingin menguji kualitas manusia, apakah mereka mampu membangun keharmonisan dalam perbedaan atau sebaliknya, sehingga tercipta kehidupan yang saling menghormati dalam persaingan yang sehat. Padahal bisa saja Allah SWT menciptakan manusia dalam satu macam saja. Surat al-Ma'idah 48 menyebutkan :

وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ

"Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Allah menciptakan kalian dalam kondisi satu komunitas saja. Tetapi Allah hendak menguji kalian dengan pemberian-Nya itu (heterogenitas) kepada kalian. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan."

Dalam menyikapi perbedaan ini, baik kiranya kita bercermin kepada laku Nabi Muhammad Saw selama hidup di Madinah. Betapa beliau menghormati kelompok lain tanpa harus mengurangi semangat berdakwah Islam kepada mereka. Begitu pula Indonesia, Indonesia mempunyai bangsa yang majemuk. Mungkin di atas bumi ini hanya Indonesia yang dikaruniai Allah SWT sebagai sebuah bangsa yang mempunyai ratusan  suku, bahasa, tradisi dan budaya. Keragaman tersebut bukanlah tragedi, tetapi sebuah potensi yang dapat dijadikan instrumen untuk menciptakan kehidupan yang kreatif, inovatif dan kompetitif. Karena itu perlu adanya langkah pemahaman dalam menghadapi perbedaan ini. Sehingga kita sebagai manusia sukses menjalankan tugas Allah SWT dengan mengolah perbedaan menjadi harmonisitas sosial.

Oleh karena itu perlu kiranya kita melihat beberapa konsep dalam Islam mengenai perbedaan agar kiranya kita dapat memahami dan memaknai kehidupan yang berbeda-beda ini. Pertama :
1.    Ruh al-ta'addudiyyah  yaitu upaya memahami orang lain. Keragaman manusia bukanlah petaka melainkan sebuah potensi. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut perlu kesadaran rakyat negeri ini untuk saling mengenal dan memahami orang lain di sekitarnya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

"Sesungguhnya Allah menciptakan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal." QS. Al-Hujurat: 13

2.    Ruh al-wathaniyya, upaya mengembangkan dan melestarikan tradisi. Sudah menjadi kemakluman bersama bahwa luasnya Indonesia dengan berbagai pulau secara geografis juga menjelaskan bahwa negeri ini kaya akan tradisi. Menghormati budaya sendiri dan melestarikannya merupakan upaya menanamkan sikap kebangsaan yang kuat terhadap diri sendiri. Sehingga tercipta suatu identitas individu/komunitas yang dapat melahirkan karakter sebuah bangsa.

3.    Ruh al-insaniyyah, yaitu upaya menjaga komitmen kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara. Yaitu k omitmen menjaga esensi kemanusiaan dalam berbangsa dan negara di tengah realitas kemajemukan. Maka kita perlu menyadari bahwa seseorang tidak mungkin dapat melangkah sendirian tanpa orang lain. Semua kelompok masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Komitmen berbangsa dan bernegara berarti komitmen untuk tidak melakukan penindasan, diskriminasi, serta aksi kejahatan lainnya terhadap kelompok anak bangsa sendiri, hingga bangsa dan negara lain.

4.    Ruh al-tadayyun (Memahami ideologi lain) upaya menanamkan kesadaran pada diri sendiri bahwa setiap manusia mempunyai ideologi yang tidak harus sama dengan ideologi kita. Di tengah keragaman ideologi, yang paling ideal adalah memahami substansi ideologi sebagai sebuah ajaran yang mencita-citakan kedamaian.

Empat langkah di atas merupakan tahapan upaya kita menjalin hidup ditengah masyarakat ini biar lebih islami. Sehingga pada tahap ideal akan terbentuk sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan hakikat kemanusiaan. Maka perjuangan yang meletakkan 'nilai-nilai' di atas sebagai dasar perjuangan, akan melahirkan sebuah iklim Byang ideal, yaitu terciptanya sebuah bangsa yang menempatkan hakikat kemanusiaan di atas segala-galanya.

WAG Daarul Fikri ( Yuli P )

0 komentar:

Posting Komentar

BERSYUKURLAH KEPADA SUAMI karena ALLOH,,,,,,,,,,,,,,,,

 o0o_بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم_ oOo BAHAGIA itu,,, sangat SEDERHANA (31) oOo السلام عليكم ورحمة الله وبركاته oO...