Rabu, 23 Mei 2018

Bahsul Masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) Se-Jawa-Madura di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri-Jawa Timur, pernah membahas hukum pesan berantai yang belakangan semakin marak di masyarakat. Contohnya pesan di atas.

Umumnya pengirim pesan berantai itu meminta meneruskan broadcast-nya kepada 5/10/20 penerima lainnya demi memeroleh kabar bahagia atau ancaman bakal celaka.

Hukum memercayai pesan berantai itu haram, karena termasuk membenarkan sesuatu yang belum tentu terjadi dan tidak ada dasarnya, baik secara adat, aqli, apalagi syar’i.

Penyebarannya juga haram karena menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya dan berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat.
Belum lagi kalau dikaitkan dalam kaidah tauhid, sebagaimana disebutkan dalam mukadimah Kitab Hikam Ibnu Athaillah yang membahas tentang bersandar kepada amalan, dalam hal ini menyebarkan pesan. Ingat, keberkahan dan kemuliaan itu karena Allah semata, bukan karena apa dan siapa pun, termasuk menyebarkan broadcast yang di dalamnya ada iming2 harapan.

Untuk kasus pesan Yasin ini, jelas tidak ada dalil yang menunjukkan disyari’atkannya mengirim surat Yasin ayat 1-6 ke 10/5 orang kemudian akan mendengarkan kabar baik setelah dua jam, maka hal itu termasuk bid’ah; mengada-ada dalam agama.

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara baru dalam agama, karena setiap yang baru dalam agama itu bid’ah, dan setiap bid’ah itu itu sesat.” [HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi]

Kemudian:
jika seseorang memastikan setelah dua jam atau setelah sekian pesan dan sekian jam akan ada kabar baik maka hal itu termasuk bermasalah dalam tauhid.

Sebab, pengetahuan tentang apa yang akan terjadi di masa depan termasuk perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allah ta’ala, sebagaimana firman-Nya,

قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ

“Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”.” [An-Naml: 65]

Dan firman Allah ta’ala,

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” [Al-An’am: 59]

Dan juga firman Allah ta’ala,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [Luqman: 34]


Mengirim pesan model demikian, apalagi sampai mengajak orang lain untuk yakin akan mendapatkan sejumlah kabar bahagia dengan jalan mengirim pesan berantai, bukan hanya kurang bijak, tapi juga sangat bertentangan dengan prinsip Tauhid.

Silakan cek surat Al-Kahfi ayat 110:

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

🙏🙏🙏
Mohon maaf yang sebesar-besarnya

oleh : KH. Abdullah Wong

0 komentar:

Posting Komentar

BERSYUKURLAH KEPADA SUAMI karena ALLOH,,,,,,,,,,,,,,,,

 o0o_بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم_ oOo BAHAGIA itu,,, sangat SEDERHANA (31) oOo السلام عليكم ورحمة الله وبركاته oO...