Imam At-Tirmizi dengan sanadnya meriwayatkan: Diceritakan
kepada kami oleh Hannad, beliau berkata: Diberitakan kepada kami oleh Abu
Mu`awiyah, daripada al-A`masy, daripada `Umarah bin `Umairm, daripada al-Haris
bin Suwaid, beliau berkata: Diceritakan kepada kami oleh Abdullah bin Mas`ud
dengan dua hadis, salah satu daripada dan satu lagi daripada orang lain.
Daripada Nabi SAW. Abdullah bin Mas`ud berkata:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ
أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى
أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ
“Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat
dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung
itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya
seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan
tangannya, maka lalat itu terbang.” (HR. at-Tirmidzi )
Kemudian, Ibnu
Mas`ud berkata lagi: Rasulullah bersabda:
لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ
يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ
فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى
شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ
كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ
مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا رَبُّكَ.أَخْطَأَ مِنْ
شِدَّةِ الْفَرَحِ
“Sesungguhnya
Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya
melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas
kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan
yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu
ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian
ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam
keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti
itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena
sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku
adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.”
(HR. Muslim no. 2747).
0 komentar:
Posting Komentar