Rabu, 26 Juni 2013

Versi Muhammadiyah

Hari awal bulan puasa Ramadan tahun ini yang dilakukan warga Muhamadiyah dengan Nahdlatul Ulama berpotensi berbeda. Jika Pimpinan Pusat Muhamadiyah telah menetapkan awal Ramadan 2013 jatuh pada 9 Juli mendatang, Nahdlatul Ulama dan Kementerian Agama masih menunggu rukyat yang akan dilaksanakan pada 8 Juli mendatang.

Kepala Sub-Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI, Ahmad Izzudin, memperkirakan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh pemerintah dan tim Lajnah Falaqiah NU, awal Ramadan baru akan jatuh pada 10 Juli 2013. "Karena pada 9 Juli itu diprediksi ketinggian hilal masih di bawah ufuk," kata Izzudin, Ahad, 16 Juni 2013.

Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah, Semarang, ini memperkirakan rukyat yang dilakukan pemerintah pada 8 Juli tidak akan berhasil melihat hilal.

Dari perhitungan hisab, pada Senin, 8 Juli, dari Sabang sampai Merauke, ketinggian hilal masih di bawah 1 derajat. "Bahkan di beberapa daerah hilalnya di bawah nol atau minus," kata Izzudin. Karena itu, awal Ramadan diprediksi jatuh pada 10 Juli. Puasa Ramadan juga diperkirakan hanya 29 hari.

Meski begitu, Izzudin meminta agar umat Islam menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan pemerintah.

Ketua NU Jawa Tengah Moh Adnan menyatakan, berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukan tim Lajnah Falaqiah NU Jawa Tengah, bulan Syakban akan istiqmal atau penuh 30 hari. "Karena sempurna 30 hari, maka awal Ramadan akan jatuh pada 10 Juli," kata Adnan.

Namun NU akan tetap melakukan rukyat pada 8 Juli nanti. NU Jawa Tengah akan melakukan rukyat di berbagai titik. Di antaranya di menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Pantai Marina Semarang, Pantai Kartini Jepara, dan di Pantai Ujungnegoro Batang.

Sebelumnya, Muhammadiyah telah memutuskan awal Ramadan tahun ini jatuh pada 9 Juli mendatang. Keputusan itu didasarkan atas perhitungan hisab hakiki wujudul hilal dan hasil musyawarah Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Muhammadiyah juga sudah memutuskan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriah akan jatuh pada 8 Agustus 2013.


 Berdasarkan penetapan ini, kemungkinan akan terjadi perbedaan awal puasa Ramadhan.

Sebelumnya, Badan Hisab Rukyat Provinsi Sumatra Utara telah memutuskan awal Ramadhan 1434 Hijriyah/2013 Masehi jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 dan 1 Syawal 1434 H/2013 M jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013. Meskipun demikian, Badan Hisab Rukyat (BHR) Sumut mengimbau umat Islam untuk menunggu sidang itsbat Menteri Agama RI.

"Penetapan awal Ramadhan dan awal Syawal tetap saja ada potensi perbedaan. Namun masyarakat diimbau dapat menyikapi perbedaan itu secara arif dan bijaksana. Jangan sampai ada keributan dan konflik," kata H.Arso, Ketua BHR Sumut.

Dalam keterangan pers di laman Kemenag Sumut, Ketua Badan Hisab Rukyat Sumut, H.Arso mengatakan awal Ramadhan 1434 H jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 berdasarkan pada ijtimak awal Ramadhan 1434 H terjadi pada Senin, 8 Juli 2013 pukul 4j 14m 05d WIB.

"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal antara : -000 47’ 19” s.d. +000 16’ 51” (belum memenuhi kriteria imkan rukyat +20) berdasarkan pada ikmal Sya’ban 1434 H," katanya.

Dia menambahkan adapun 1 Syawal 1434 H jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013 berdasarkan ijtimak awal Syawal 1434 H terjadi pada Rabu, 7 Agustus 2013 pukul 04j 05m 33d WIB.

"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal sudah berada di atas ufuk antara : +010 59’ 45” s.d. +030 23’ 09
” (telah mencapai kriteria imkan rukyat +020) berdasarkan pada kriteria imkan rukyat," tuturnya.

sumber : tempo.com

0 komentar:

Posting Komentar

BERSYUKURLAH KEPADA SUAMI karena ALLOH,,,,,,,,,,,,,,,,

 o0o_بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم_ oOo BAHAGIA itu,,, sangat SEDERHANA (31) oOo السلام عليكم ورحمة الله وبركاته oO...